Paragraf Pertama
Definisi Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari
bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis.
Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’
yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Semua Paragrap yang di sembunyikan
Untuk
memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara
efektif dalam Effendy (1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali
mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The
Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa
cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab
pertanyaan sebagai berikut: Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What
Effect?.
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban
dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:
•
Komunikator (siapa yang mengatakan?).
•
Pesan (mengatakan apa?).
•
Media (melalui saluran/ channel/media apa?).
•
Komunikan (kepada siapa?).
•
Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi
berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi
adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui
suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Komunikasi
Antar Pribadi
Bentuk khusus dari
komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua
orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti
suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang
muridnya, dan sebagainya.
Steward L. Tubbs
dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan ciri-ciri komunikasi
diadik adalah:
·
Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;
·
Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi
antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai
alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan
kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita
komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan
paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun,
selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini
membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi
lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi
tercanggih pun. Dalam hal ini dibagi menjadi 5, yaitu:
A. Persepsi
interpersonal
Persepi
interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal
dari seseorang (komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan
dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi,
seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan
mengakibat kegagalan komunikasi.
B. Konsep
diri
Konsep diri adalah
pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif,
ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan kemampuan mengatasi
masalah; b. Merasa stara dengan orang lain; c. Menerima pujian
tanpa rasa malu; d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai
perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat; e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.
Konsep diri
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:
1.
Membuka diri.
Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada
kenyataan.
2. Percaya diri.
Untuk menumbuhkan percaya
diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
3. Selektivitas
Konsep diri
mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada
pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita
mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif).
C. Atraksi interpersonal
Atraksi
interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
1. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian
kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional,
kita juga makhluk emosional.
2. Efektivitas
komunikasi. Komunikasi antar pribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang
menyenangkan bagi komunikan.
D. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang
dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad
keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang
orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang
berlangsung di antara peserta komunikasi.
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga
faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal
yang baik, yaitu: a. Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap terbuka.
Pengertian
Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi
dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Komunikasi kelompok dapat dicirikan dengan
adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk
mencapai tujuan kelompok.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antar pribadi.
Karena itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi
komunikasi kelompok.
A.
Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan
sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi
kelompok.
·
Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat,
1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam
asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh
hati kita.
·
Kelompok
keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah
kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference
group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara
administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu.
Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok
yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau
untuk membentuk sikap.
· Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980)
membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif
menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara
alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif
dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok
pertemuan; dan c. kelompok penyadar.
Kelompok preskriptif, mengacu pada
langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan
kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif,
yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan
prosedur parlementer.
B. Pengaruh kelompok pada perilaku
komunikasi
·
Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau
kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real
atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan
sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang
sama.
·
Fasilitasi
sosial.
Fasilitasi menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok.
·
Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah
posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap
agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi
mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok
agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih
keras.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keefektifan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama
untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b.
memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja
kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari
tingkat kepuasan (satisfacation). Untuk itu faktor-faktor keefektifan
kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1.
ukuran
kelompok.
2.
jaringan
komunikasi.
3.
kohesi
kelompok.
4.
kepemimpinan
(Jalaluddin Rakhmat, 1994).
Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam
organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan,
baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan
organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan
dan sasaran organisasi (Effendy, 1989: 214). Manajemen sering mempunyai masalah
tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting
bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan: pertama, komunikasi adalah proses
melalui, mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah
kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka.
Proses Komunikasi
memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus
dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar
rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi
dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk
berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompok dapat tercapai. Jadi
seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
Sebagian besar waktu
seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau
melalui media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dan
sebagainya. Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan laporan-laporan.
Model Komunikasi dalam Organisasi
Model komunikasi yang paling sederhana
adalah adanya pengirim, berita (pesan) dan penerima seperti berikut ini : Dalam
model ini menunjukkan 3 unsur esensi
komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung.
Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang
menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. Model komunikasi
yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu:
1. Sumber mempunyai gagasan,
pemikiran atau kesan yang diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan
simbol-simbol.
2. Kemudian, disampaikan atau
dikirimkan sebagai pesan kepada penerima.
3. Penerima menangkap simbol-simbol
dan diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan mengirimkan
berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.
Pedoman
komunikasi yang baik
1. Teliti
tujuan sebenarnya dalam setiap berkomunikasi
2.
Pertimbangkan keadaan fisik dan fisikhis orang lain dalam berkomunikasi
3. Konsultasikan dengan berbagai pihak
setiap proses manejemen mulai dari merencanakan sampai evaluasi.
4. Perhatikan tekanan nada dan eksperesi wajah sesuai dengan isi
pesan yang disampaikan.
5. Perhatikan konsistensi dalam berkomunikasi
0 komentar:
Posting Komentar