RSS

AL-QUR’AN: Sesuatu yang tidak diacuhkan.



Dinegara yang mayoritas penduduknya muslim ternyata tak berdampak mereka melek Al-Qur’an bahkan hafal hurufnya pun tidak, Berdasarkan sensus depag tahun 2004 ternyata didapat hasil bahwa yang bisa baca tulis Al-Qur’an tidak lebih dari 10% apatah lagi yang hafidz tentu lebih kecil dari angka itu, fenomena ini menunjukan bahwa ummat islam yang kurang lebih 85% dari total jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta jiwa ini ‘merana’ dan apabila dianalogikan kepada sebuah tanaman/pohon ini sudah terjangkit berbagai penyakit/hama yang menggerogoti kesuburannya, sehingga apabila datang petani/sang empunya ia tinggal memutuskan untuk membabad habis dikarenakan tidak produktif.



Maka sangat ironis sekali dengan kenyataan tersebut negara dengan predikat muslim terbesar namun jiwanya merana, berbagai tindak kriminal bermunculan dimana-mana, menghilangkan nyawa orang lain ibarat menyembelih ayam, minum-minuman keras bebas dijajakan diwarung-warung kecil,
pelacuran jadi mata pencaharian, bayi yang suci takberdosa menjadi korban kebiadaban orang tua yang tak menginginkan kehadirannya di dunia ini, mengambil sesuatu yang bukan haknya/korupsi sudah menjadi arisan yang tak boleh terlewatkan, lantas apa artinya predikat kita sebagai komunitas muslim
muslim terbesar dunia bila itu semua menjadi pekerjaan kebanyakan rakyatnya???
Agama hanya dijadikan topeng untuk meraup harta, pangkat dan jabatan yang itu semua dibalut rapi dengan ibadah-ibadah ritual yang tak bermakna.

Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-furqan ayat 30 yang berbunyi:
“Berkatalah Rasul: “Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.(QS.25:30)
Dari ayat ini Rasul mengisyaratkan bahwa ummat-nya dikemudian hari setelah kewafatannya menjadikan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang tidak dipedulikan bahkan beliau mengadukannya kepada Rabbnya yang telah menurunkannya, sedangkan sebagai konsekuensi bagi seorang muslim ketika ia beriman maka
Al-Qur’an harus dijadikan sebagai pedoman hidup/ideologi baginya yang tak bisa ditawar-tawar lagi, karena pengertian iman itu sendiri adalah keyakinan yang menghujam dalam hati yang selaras antara perkataan dan perbuatan tidak bisa secara partial jika partial maka itu namanya Munafiq.
Allah SWT berfirman:”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)….“(QS.2:185)

Al-qur’an adalah kalamullah yang mana didalamnya terdapat petunjuk-petunjuk bagi kaum yang meyakininya, furqan yang menbedakan antara perkara-perkara yang haq/benar dengan perkara
yang bathil sehingga tidak ada yang berwarna abu-abu/samar-samar katakanlah bahwa yang haq itu haq dan yang bathil itu adalah bathil antara air dan miyak tak akan bersatu selama-lamanya, ia adalah nur/pelita dalam kegelapan untuk menuntun kepada jalan yang benar jalan yang telah diridhaiNya, ia adalah kompas untuk menunjukan jalan yg benar bagi navigator, ia adalah air segar dan pupuk yang menyuburkan tanam-tanaman, ia adalah hujan yang menghijaukan dan melebatkan rerumputan dan pepohonan,
ia adalah sebagai ibrah/pelajaran/kisah-kisah dari ummat-ummat terdahulu, ia adalah rahmat yang paling besar bagi semesta alam hingga akhir zaman.
Allah SWT berfirman:”Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezkiyang Kami anugerahkan kepada mereka.dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhiratMereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung“(QS.2:2-5)

Namun realitanya Al-Qur’an hanya dijadikan pajangan untuk menghiasi rumah-rumah, diperlombakan sebagai keindahan membacanya saja, dijadikan saksi bisu pelantikan pejabat-pejabat yang korup,
bacaan yang tak lebih penting dari koran-koran berita atau bahkan menjadi tumpukan mushaf/lemaran-lembaran yang tak berarti yang tercecer di gudang penuh dengan debu…..Astagfirullahaladziim..!
Sedangkan Rasulullah saw sendiri mewanti-wanti kepada kita sebagai ummatnya untuk memegang teguh Al-Qur’an dan sunnahnya hingga akhir zaman apabila tidak ingin tersesat dunia dan akhirat.
Memagang teguh Al-qur’an adalah ibarat memegang seberkas pelita dalam kegelapan untuk menemukan ‘jalan kembali’ yg terang namun bila ‘membuangnya’ ibarat kita berjalan di tengah kegelapan malam gulita dibawah awan hitam legam yg berjubel nan penuh jurang.

Dan dimasa kini Al-Qur’an dijadikan bahan tandingan manusia dalam membuat dan melaksanakan peraturan dan perundang-undangan negara, sehingga berbagai perkara yang melingkupi hajat hidup masyarakat yang banyak dalam negara ditata dan diatur dengan perundang-undangan
hasil produk manusia yang berlandaskan hawa nafsu serta penuh kekurangan dan kehilafan.
Logikanya bila kita membeli produk sebuah mobil ternama katakanlah BMW tentu pabrikan dari BMW akan mengeluarkan tata-cara / manualbook prosedur cara mengendara yang baik, pemeliharaan, garansi, dll namun apa jadinya bila kita mengunakan manualbook, prosedur, dll dari pabrikan mobil Mercedes Benz??? Tentunya mobil BMW kita akan hancur dan garansinya pun musnah.
Tidak jauh berbeda dengan Peraturan/Perundang-undangan hasil produk manusia untuk dipakai manusia sesamanya tentu ini akan chaos/kacau-balau, Kita ini hakikatnya diciptakan/diproduksi oleh Allah maka yang berhak mengaturnya pun ialah Allah sebagai Sang Khaliq dengan menerbitkan Al-Qur’an sebagai pedomannya.

Allah SWT telah berfirman dalam beberapa ayat:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi
yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.“(QS.5:44)

“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.“(QS.5:45)

“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik“(QS.5:47)

Allah SWT telah melebeli orang-orang yang tidak merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadist shahih sebagai pemutus perkara-perkara dalam kehidupan ini sebagai orang-orang yang KAFIR, ZALIM dan FASIQ, lantas apa pandangan kita? Apakah akan membuat tandingan-tandingan bagi Al-Qur’an sebagai kitab yang haq dengan perundangan-undangan manusia yang penuh noda dan dosa?
Menurut anda siapa yang lebih baik…Hukum Allah atau hukum buatan manusia/jahiliyah?
Allah SWT telah berfirman:”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?“(QS.5:50)

*****

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: